Equityworld Futures - Minyak Menahan Penurunan pasca Stok AS Meningkat ke Level Tertinggi 10-Bulan
Tanda-Tanda Pasar Minyak yang Bertentangan
Minyak mentah mengalami penahanan terbesar terhadap penurunan harga dalam dua bulan terakhir. Faktor-faktor seperti meningkatnya stok minyak, ketegangan di Timur Tengah, dan penerapan kembali sanksi AS terhadap minyak mentah Venezuela menjadi penentu pergerakan harga minyak.
Kondisi Pasar Minyak Global
Harga minyak Brent, acuan global, turun di bawah $88 per barel setelah mengalami penurunan sebesar 3% pada hari sebelumnya. Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) mendekati angka $83 per barel. Persediaan minyak mentah AS naik sebesar 2,7 juta barel dalam satu minggu terakhir, mencapai level tertinggi sejak Juni tahun sebelumnya. Namun, permintaan bahan bakar menurun.
Dampak Data AS dan Ketegangan di Timur Tengah
Data ekonomi AS yang lemah mengaburkan dampak ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Ketika para pedagang menunggu respons Israel terhadap serangan Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya, harga minyak tetap mengalami kenaikan, dengan harga premium sebesar $5 hingga $10 per barel, menurut analis Goldman Sachs Group Inc.
Fokus pada Sanksi AS dan Proyeksi Harga Minyak
Sanksi AS terhadap Venezuela dan Iran menjadi perhatian utama. Langkah pemerintahan Presiden Joe Biden dalam menerapkan kembali pembatasan minyak Venezuela dan sanksi baru terhadap minyak Iran dapat mempengaruhi pasokan minyak global. Meskipun demikian, harga minyak tetap tinggi dari tahun ke tahun, didorong oleh pengurangan pasokan dari OPEC+ dan risiko geopolitik di Timur Tengah dan Rusia. Proyeksi harga minyak memunculkan spekulasi bahwa harga minyak mentah dapat naik kembali ke level $100 per barel.
Rangkuman Data Pasar
Minyak Brent untuk penyelesaian bulan Juni naik 0,2% menjadi $87,47 per barel pada pukul 8:09 pagi waktu Singapura. Sedangkan minyak WTI untuk pengiriman Mei naik 0,1% menjadi $82,78 per barel.
Sumber: Bloomberg, ewfpro
