Equityworld Futures - Yen Menguat Setelah Komentar BoJ dan Kecenderungan Penghindaran Risiko
- equityworldf
- Sep 11, 2024
- 3 min read

Nilai tukar yen Jepang menunjukkan penguatan signifikan terhadap dolar AS dalam perdagangan terbaru, didorong oleh kombinasi komentar yang lebih hawkish dari Bank of Japan (BoJ) dan meningkatnya penghindaran risiko di pasar keuangan global. Faktor-faktor ini mendorong yen naik dan memberikan tekanan pada pasangan USD/JPY yang sebelumnya bergerak stabil.
Dampak Komentar BoJ
Kepala Bank of Japan (BoJ), Kazuo Ueda, menyampaikan komentar yang memperkuat harapan bahwa bank sentral mungkin mempertimbangkan langkah-langkah kebijakan yang lebih ketat di masa mendatang. Dalam pernyataannya, Ueda menyebutkan bahwa BoJ sedang memantau situasi inflasi dan stabilitas harga dengan cermat. Ia juga menegaskan bahwa kebijakan moneter yang sangat akomodatif mungkin perlu dievaluasi jika terdapat bukti kuat bahwa inflasi mendekati target 2% secara berkelanjutan.
Pernyataan Ueda ini diinterpretasikan oleh pasar sebagai indikasi bahwa BoJ mungkin sedang bersiap untuk mengubah arah kebijakan moneternya, yang selama ini sangat akomodatif. Langkah tersebut bisa mencakup pengurangan program pembelian obligasi atau bahkan kenaikan suku bunga jika inflasi terus meningkat. Harapan akan kemungkinan perubahan kebijakan ini memicu lonjakan permintaan terhadap yen sebagai aset safe haven.
Penghindaran Risiko di Pasar Global
Selain faktor domestik, penguatan yen juga didorong oleh meningkatnya penghindaran risiko di pasar global. Kondisi ini dipicu oleh kekhawatiran atas beberapa perkembangan ekonomi dan politik, termasuk ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung dan ketidakpastian ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa. Pasar saham global mengalami penurunan tajam dalam beberapa sesi perdagangan terakhir, dan investor mencari perlindungan di aset-aset yang dianggap lebih aman, seperti yen Jepang dan emas.
Kondisi ini memperkuat permintaan terhadap yen, yang secara historis dianggap sebagai mata uang safe haven karena Jepang memiliki surplus perdagangan yang besar dan cadangan devisa yang kuat. Yen sering menguat ketika investor mencari perlindungan dari ketidakpastian pasar.
Pengaruh Terhadap Pasangan USD/JPY
Dalam beberapa hari terakhir, pasangan USD/JPY mengalami penurunan tajam dari level tertinggi baru-baru ini. Pada saat artikel ini ditulis, pasangan ini diperdagangkan di kisaran 144,00, setelah sempat mencapai level 145,00 pada minggu sebelumnya. Penurunan ini mencerminkan pergeseran sentimen pasar terhadap dolar AS dan yen Jepang, dengan fokus pada prospek kebijakan moneter di kedua negara.
Dolar AS, meskipun didukung oleh data ekonomi yang kuat, menghadapi tekanan karena ekspektasi bahwa Federal Reserve mungkin akan melambatkan laju kenaikan suku bunga di tengah tanda-tanda pelemahan inflasi dan kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi global. Sementara itu, yen mendapatkan dorongan dari prospek kebijakan yang lebih ketat dari BoJ dan meningkatnya permintaan safe haven.
Prospek Kebijakan Federal Reserve
Federal Reserve AS telah menunjukkan sikap yang lebih hati-hati dalam beberapa pekan terakhir, dengan beberapa pejabat bank sentral menyatakan keprihatinan atas dampak potensial dari kenaikan suku bunga yang agresif terhadap pertumbuhan ekonomi. Meskipun inflasi di AS tetap tinggi, ada indikasi bahwa inflasi mungkin sudah mencapai puncaknya, yang mendorong ekspektasi bahwa The Fed dapat memperlambat laju pengetatan kebijakannya.
Jika The Fed memutuskan untuk melambatkan atau menghentikan kenaikan suku bunga, ini bisa mengurangi dukungan untuk dolar AS dan lebih lanjut memperkuat yen, terutama jika BoJ mengambil langkah yang berlawanan dengan memulai pengetatan kebijakan moneter. Ketidakpastian mengenai arah kebijakan moneter di kedua negara ini menciptakan volatilitas tambahan di pasar mata uang.
Analisis Teknis Pasangan USD/JPY
Dari perspektif analisis teknis, pasangan USD/JPY menunjukkan pola bearish setelah penurunan tajam dari level tertinggi sebelumnya. Indikator teknis, seperti Relative Strength Index (RSI) dan Moving Average Convergence Divergence (MACD), menunjukkan bahwa momentum jangka pendek berada di sisi bearish, dengan potensi penurunan lebih lanjut jika level support kritis di 143,00 ditembus.
Namun, beberapa analis juga mencatat bahwa pasar mungkin akan tetap volatile dalam jangka pendek, mengingat ketidakpastian yang tinggi terkait dengan kebijakan moneter di Jepang dan Amerika Serikat. Level resistensi kunci di 145,00 tetap menjadi perhatian utama bagi trader, dan penembusan di atas level ini dapat memicu reli baru untuk dolar AS terhadap yen.
Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Yen
Selain faktor domestik seperti kebijakan BoJ, yen juga dipengaruhi oleh perkembangan eksternal, termasuk kebijakan perdagangan global dan dinamika geopolitik. Ketegangan perdagangan antara AS dan China, serta konflik geopolitik di berbagai wilayah, dapat meningkatkan permintaan terhadap aset safe haven seperti yen.
Pada saat yang sama, perkembangan di sektor energi juga menjadi perhatian, mengingat Jepang sangat bergantung pada impor energi. Fluktuasi harga minyak dan gas dapat mempengaruhi nilai tukar yen, terutama jika terdapat perubahan besar dalam harga energi global.
Kesimpulan
Penguatan yen Jepang baru-baru ini mencerminkan kombinasi dari beberapa faktor, termasuk komentar hawkish dari Bank of Japan dan meningkatnya penghindaran risiko di pasar global. Meskipun prospek kebijakan moneter di Jepang dan Amerika Serikat tetap menjadi fokus utama, dinamika global lainnya juga berperan penting dalam mempengaruhi nilai tukar yen terhadap dolar AS.
Dalam jangka pendek, pergerakan pasangan USD/JPY kemungkinan akan tetap dipengaruhi oleh perubahan sentimen pasar dan perkembangan kebijakan moneter di kedua negara. Para pelaku pasar akan terus memantau komentar dari pejabat bank sentral dan data ekonomi untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan dan potensi pergerakan di masa mendatang.
Source: Bloomberg, ewfpro
Kommentare