Dolar AS Terus Bergerak Menguat Jelang Pengumuman Data Ketenagakerjaan
- equityworldf
- Jun 3, 2021
- 3 min read

Equity World - Kapal kargo yang membawa berton-ton bahan kimia tenggelam di dekat pelabuhan utama Sri Lanka, kata pemerintah, Rabu (2/6). Musibah itu memicu salah satu bencana lingkungan laut terburuk di negara itu.
MV X-Press Pearl, kapal yang terdaftar di Singapura, terbakar setelah terjadi ledakan pada 20 Mei ketika berlabuh di lepas pantai bagian barat Sri Lanka. Angkatan Laut Sri Lanka yakin kebakaran itu disebabkan oleh bahan kimia.
Berton-ton pelet plastik mencemari perairan perikanan negara itu, mendorong pemerintah untuk menangguhkan penangkapan ikan di sepanjang garis pantai sepanjang 80 kilometer. Angkatan Laut Sri Lanka mengatakan ratusan tentara dikerahkan untuk membersihkan pantai-pantai yang terkena dampak.
Para ahli penyelamatan mengatakan kapal itu mulai tenggelam, Rabu setelah upaya pemadaman api selama dua minggu terakhir gagal, dan menyebabkan kontainer bahan kimia yang terbakar itu jatuh ke laut.
Operator kapal, X-Press Feeders, mengatakan para ahli menaiki kapal dan memasang tali derek, tetapi "upaya untuk memindahkan kapal ke perairan yang lebih dalam gagal."
Investing.com - Dolar Amerika Serikat terus bergerak menguat pada Kamis (03/06) petang sebelum pengumuman data ekonomi utama yang dapat memengaruhi pemikiran kebijakan moneter Federal Reserve.
Pada pukul 14.39 WIB, indeks dolar AS masih naik 0,20% di 90,080 menurut data Investing.com.
EUR/USD turun 0,19% di 1,2186, USD/JPY menguat 0,23% ke 109,80. GBP/USD turun tipis 0,08% di 1,4156 dan AUD/USD melemah 0,40% di 0,7721.
Adapun rupiah makin beranjak turun 0,19% di 14.302,0 per dolar AS hingga pukul 14.31 WIB.
Dolar tetap mendapatkan penawaran untuk sebagian besar tahun 2021 ini lantaran trader bereaksi terhadap kebijakan Federal Reserve yang sangat longgar, dan isyarat ini akan tetap berlaku untuk beberapa waktu, seiring dunia mulai pulih dari pandemi Covid-19.
Namun, beberapa trader mulai menjadi gugup karena rebound ekonomi AS yang sangat kuat dan kekhawatiran inflasi yang berkembang menjadi ancaman bagi asumsi utama bahwa suku bunga tetap rendah untuk waktu yang lama.
Beige Book The Fed, dirilis Rabu, menunjukkan laju pemulihan AS agak meningkat dalam dua bulan terakhir, memicu tekanan harga karena bisnis bersaing dengan kekurangan pekerja dan kenaikan biaya. Ini terjadi setelah rilis harga konsumen di bulan April yang melaju dengan kecepatan tercepat lebih dari 12 tahun.
Pejabat Fed biasanya sulit untuk mengatakan bahwa tekanan inflasi ini akan bersifat sementara, tetapi ada beberapa komentar baru-baru ini yang lebih hawkish.
Pada hari Rabu, Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan bahwa bank sentral harusnya mulai membahas kerangka waktu untuk mengurangi program pembelian obligasi, misalnya.
Selain itu, banyak tergantung pada pasar tenaga kerja, terutama setelah laporan pekerjaan April yang lemah.
Data gaji swasta AS yang akan dirilis pada hari Kamis, serta data mingguan klaim awal, adalah angka terbaru yang memberikan petunjuk tentang keadaan ekonomi dan kemungkinan pembacaan data gaji pekerja nonpertanian pada hari Jumat.
Sementara, USD/CNY menguat 0,20% di 6,3932 pukul 14.47 WIB. Yuan melemah karena sektor jasa China tumbuh lebih lambat di bulan Mei akibat penurunan permintaan luar negeri dan kenaikan biaya input untuk bisnis.
Data yang dirilis sebelumnya menunjukkan Indeks Manajer Pembelian Jasa Caixin di bulan Mei turun ke 55,1, di bawah 56,3 April tetapi masih di atas level 50 yang menunjukkan pertumbuhan.
USD/TRY naik 0,51% ke 8,6265 meskipun ada upaya lisan dari Gubernur bank sentral Sahap Kavcioglu untuk menopang mata uang Turki.
Kavcioglu mengatakan kepada investor dalam konferensi pada hari Rabu bahwa kekhawatiran penurunan suku bunga prematur tidaklah adil.
Ini terjadi setelah lira tenggelam ke level terendah sepanjang masa terhadap dolar pada awal perdagangan Rabu pasca Presiden Recep Tayyip Erdogan telah menegaskan kembali seruannya untuk suku bunga yang lebih rendah.
Juru bicara Angkatan Laut Sri Lanka, Kapten Indika de Silva mengatakan angkatan laut sedang bersiap-siap membersihkan tumpahan minyak yang terjadi setelah kapal itu tenggelam.
Ahli lingkungan Sri Lanka Ajantha Perera mengatakan 81 kontainer barang berbahaya dan sekitar 400 kontainer minyak diyakini berada di atas kapal dan tenggelamnya kapal itu bisa memicu "bencana lingkungan yang mengerikan."
MV X-Press Pearl menuju ke Singapura melalui ibu kota Sri Lanka, Kolombo, setelah meninggalkan pelabuhan Hazira di India pada 15 Mei.
Sumber : VOA, Investing
Equityworld Futures
Comments