Dolar AS Melemah Tipis Pasca Rilis Data Ekonomi Positif | Equityworld Futures
- equityworldf
- Jul 2, 2021
- 2 min read

Equityworld - Dolar Amerika Serikat melemah tipis pada Jumat (02/07) pagi setelah AS melaporkan klaim pengangguran awal yang lebih rendah dari perkiraan dan investor fokus pada kemungkinan suku bunga bisa naik lebih cepat dari perkiraan.
Indeks dolar AS sedikit melemah 0,02% ke 92,573 pukul 10.45 WIB menurut data Investing.com.
Indeks telah naik sejak akhir Mei karena investor beradaptasi dengan kemungkinan bahwa Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diharapkan.
Dolar AS juga dibantu oleh data ekonomi yang relatif positif. Klaim pengangguran awal AS turun 364.000, di bawah ekspektasi pasar 390.000 dan angka terendah dalam 15 bulan. Laporan pekerjaan utama untuk bulan Juni, termasuk gaji pekerja nonpertanian, akan dirilis hari ini dan dapat memberikan lebih banyak penjelasan mengenai pemulihan pasar tenaga kerja AS, ini kemungkinan memberi dolar beberapa momentum.
Di Indonesia, rupiah masih bergerak melemah 0,36% ke 14.552,5 per dolar AS hingga pukul 10.43 WIB. Adapun, USD/JPY naik tipis 0,08% ke 111,59 pukul 10.48 WIB.
“Banyak orang sekarang memperdebatkan (tentang) apakah dolar benar-benar telah mencapai titik terendah, karena pada titik tertentu pada tahun 2023 The Fed mengindikasikan dapat menaikkan suku bunga,” Paul Mackel, kepala riset FX global di HSBC (LON:HSBA), menyampaikan via telepon yang dikutip oleh Reuters. “Juga, ada beberapa kegugupan apakah dolar akan mulai berperilaku lebih pro-siklus.”
Sedangkan, AUD/USD turun tipis 0,08% ke 0,7463 dan NZD/USD turun 0,21% di 0,6961.
Pasangan USD/CNY naik 0,15% di 6,4774 pukul 10.53 WIB. GBP/USD naik tipis 0,01% di 1,3769.
Pasangan USD/KRW stagnan di level 1.134,30 setelah negara tersebut melaporkan pada hari Jumat bahwa harga konsumen naik sebesar 2,4% tahun ke tahun di bulan Juni, di bawah kenaikan 2,6% di bulan Mei tetapi masih di atas 2%. Selama minggu sebelumnya, Gubernur Bank of Korea (BOK) Lee Ju-yeol mengatakan bank akan mulai menormalkan kebijakan moneternya sebelum akhir tahun 2021.
Sumber : Reuters, Investing
Equityworld Futures
Comments