top of page

Dolar Amerika Serikat Stagnan, Inflasi Masih Jadi Atensi Investor

  • equityworldf
  • Feb 11, 2021
  • 2 min read

Equityworld - Dolar Amerika Serikat bergerak turun tipis pada Kamis (11/02) petang. Inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan dan janji dari Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga rendah terus mendorong ekspektasi investor atas pengembalian yang sedikit dari mata uang AS tersebut.


Indeks dolar AS stagnan di level 90,360 pukul 13.19 WIB menurut data Investing.com setelah rilis data inflasi AS.


Pasangan USD/JPY naik tipis 0,03% ke 104,60. AUD/USD naik 0,31% ke 0,7745 dan NZD/USD menguat 0,19% di 0,7227. Sedangkan rupiah beranjak sedikit melemah 0,08% ke 13.991,5 per dolar AS hingga pukul 13.26 WIB.


Pasangan USD/CNY naik 0,37% di 6,4582. GBP/USD naik 0,12% di 1,3844. Pound juga didorong oleh berkurangnya ekspektasi untuk suku bunga negatif di Inggris dan naik menuju level tertinggi hampir tiga tahun.


Di Asia, pergerakan tipis terjadi di Jepang dan China lantaran kedua pasar tutup libur.


Data inflasi AS yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan Core Consumer Price Index (CPI) flat bulan ke bulan, terhadap perkiraan pertumbuhan 0,2% dan pertumbuhan 0,1% yang tercatat di bulan Desember.


Ketua Fed AS Jerome Powell juga mencatat bahwa pengangguran masih tinggi, dan mengulangi kerangka kebijakan baru bank sentral dapat mengakomodasi inflasi tahunan di atas 2% untuk beberapa waktu sebelum menaikkan suku bunga, dalam pidatonya pada hari Rabu.


"Dengan kata lain, kebijakan yang longgar akan bertahan di sana untuk waktu yang sangat lama, dan itu akan berdampak negatif bagi dolar AS," kata analis mata uang Westpac Imre Speizer kepada Reuters.


"Saya pikir itu akan menjadi sesuatu yang menjadi latar belakang, hanya sebagai pengingat bahwa dolar AS tidak dapat naik sementara ada kebijakan yang longgar dibandingkan dengan yang lain," tambah Speizer.


Inflasi tetap menjadi perhatian, dengan prediksi bahwa permintaan yang terpendam dan efek basis rendah dari guncangan tahun 2020 akan mendorong lonjakan angka utama pada musim semi. Skenario seperti itu dapat menguji tekad Fed.


Investor pun memantau perkembangan di Selandia Baru, di mana COVID-19 terkendali dengan kuat, tetapi melonjaknya harga rumah telah mendorong inflasi di atas ekspektasi. Investor telah mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga lebih lanjut sebagai respons atas hal itu.


“Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) bisa dibilang menghadapi tantangan komunikasi yang cukup berbeda (dibanding The Fed), dengan denyut nadi permintaan di Selandia Baru dalam posisi yang jauh lebih baik daripada yang berani diharapkan siapapun,” analis ANZ Bank menulis dalam catatan.


"RBNZ akan menyambut ini tetapi terus menyoroti perlunya kesabaran yang hati-hati," tambah catatan itu.


Di Eropa, investor menunggu rilis dari proyeksi ekonomi European Commission, yang akan dirilis hari ini.


Sumber : Reuters, Investing

PT Equityworld Futures

 
 
 

Comments


Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square

© 2023 by Annex. Proudly created with Wix.com

  • Grey Twitter Icon
  • Grey Facebook Icon
  • Grey Google+ Icon
  • Grey Instagram Icon
bottom of page